STUDI TINGKAT RISIKO KESEHATAN PEKERJA FUMIGASI KAPAL BERBASIS METODE MANUAL DAN EVAPORASI DI BALAI BESAR KEKARANTINAAN KESEHATAN BATAM TAHUN 2025
STUDI TINGKAT RISIKO KESEHATAN PEKERJA FUMIGASI KAPAL BERBASIS METODE MANUAL DAN EVAPORASI DI BALAI BESAR KEKARANTINAAN KESEHATAN BATAM TAHUN 2025
Oleh : Andri Repelita, SKM, M.KKK*
Fumigasi adalah suatu kegiatan memasukkan/melepaskan pestisida (fumigan) kedalam ruangan tertutup/kedap udara selama waktu tertentu dengan tujuan untuk membasmi tikus dan serangga sebagai vektor penyebab penyakit menular. Pekerjaan fumigasi merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah/swasta dalam program pemberantasan vektor dikapal dan pesawat dengan menggunakan fumigant methyl bromide. Dari reviu 542 literatur (Budnik et al.,Environmental Health 2012), termasuk in vitro dan studi epidemiologi pajanan untuk studi epidemiologi pestisida methylhidrokarbon, terutama efek beracun (kronik) atau karsinogenik dari penggunaan methyl bromide antara tahun 1990-2011, ditemukan 91 kasus toksisitas methyl bromide dan 29 menggunakan istilah “karsinogenik, neoplastik atau mutagenik". Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat resiko terpajan methyl bromide pada pekerja fumigasi kapal di wilayah Balai Besar Kekarantinaan Batam tahun 2025.
Metode Penelitian
Penelitian merupakan jenis penelitian semi-kuantitatif, dimana dilakukan penilaian terhadap risiko yang dimiliki oleh pekerja dengan mengkombinasikan inspeksi di lapangan dengan teknik penilaian risiko. Penilaian risiko dilakukan berdasarkan tahapan manajemen risiko dalam Risk Management AS/NZS 4360:2004. Sebelum melakukan analisis, diperlukan identifikasi terhadap bahaya yang ada, yang kemudian ditentukan tingkat konsekuensi, frekuensi paparan dan tingkat kemungkinan sebagai dasar penghitungan nilai risiko.
Hasil dan Pembahasan
Identifikasi risiko dilakukan dengan melakukan observasi pada pekeijaan yang dilakukan dalam setiap tahapan proses kerja dan melakukan wawancara terbuka terhadap pekeija yang melakukan pekerjaan, pengawas tiap area kerja, penanggung jawab area, serta melihat dokumen perusahaan berupa SOP, instruksi kerja dan catatan kecelakaan. Dalam melakukan identifikasi risiko, diamati tahapan pengkajian yang dilakukan di area identifikasi proses pelaksanaan fumigasi. Risiko yang di identifikasi adalah risiko yang dianggap sangat berdampak pada kesehatan pekerja. Analisis risiko dilakukan dengan menggunakan metode semi-kuantatif dengan menentukan nilai konsekuensi, paparan dan kemungkinan dari setiap resiko. Selanjutmya, nilai tersebut dihitung dan dibandingkan dengan standar level risiko untuk mendapatkan tingkatan risiko yang ada pada setiap langkah keija di area indentifikasi proses pelaksanaan fumigasi. Risiko-risiko kesehatan yang di temukan pada setiap fase/aktifitas pekerjaan fumigasi dengan metode manual maupun metode evaporasi di area pelepasan dan pembebasan gas adalah menghirup gas CH3Br, kulit terkena cairan /gas CH3Br dan mata terkena cairan/gas CH3Br. Risiko kesehatan tertinggi dengan level risiko very high adalah mengunakan metode manual dengan nilai 86%, menggunakan metode evaporasi level risiko very high 67%. Risiko kesehatan tertinggi pada area pelepasan gas metode manual adalah menghirup gas CH3Br dengan level risiko very high dan nilai risiko 3000. Nilai risiko dapat di turunkan menjadi 450 melalui pengendalian substitusi, engineering, administrative dan PPE. Risiko kesehatan tertinggi pada area pembebasan gas metode manual adalah menghirup gas CH3Br dengan level risiko very high dan nilai risiko 1500. Level risiko dapat di turunkan menjadi Substansial dengan nilai risiko 150 melalui pengendalian engineering,administrative dan PPE. Risiko kesehatan tertinggi pada area pelepasan gas metode evaporasi adalah menghirup gas CH3Br dengan level risiko very high dan nilai risiko 450. Level risiko dapat di turunkan menjadi Priority 3 dengan nilai 30 melalui pengendalian engineering,administrative dan PPE. Risiko kesehatan tertinggi pada area pembebasan gas metode penguapan adalah menghirup gas CH3Br dengan level risiko very high. Level risiko dapat di turunkan menjadi substansial melalui pengendalian engineering,administrative dan PPE.
Kesimpulan dan Saran
Risiko kesehatan tertinggi dengan level risiko very high adalah mengunakan metode manual dengan nilai 86%, menggunakan metode evaporasi level risiko very high 67%. Risiko kesehatan tertinggi pada area pelepasan gas metode manual adalah menghirup gas CH3Br dengan level risiko very high dan nilai risiko 3000. Nilai risiko dapat di turunkan menjadi 450 melalui pengendalian substitusi, engineering, administrative dan PPE. Risiko kesehatan tertinggi pada area pembebasan gas metode manual adalah menghirup gas CH3Br dengan level risiko very high dan nilai risiko 1500. Level risiko dapat di turunkan menjadi Substansial dengan nilai risiko 150 melalui pengendalian engineering,administrative dan PPE. Risiko kesehatan tertinggi pada area pelepasan gas metode evaporasi adalah menghirup gas CH3Br dengan level risiko very high dan nilai risiko 450. Level risiko dapat di turunkan menjadi Priority 3 dengan nilai 30 melalui pengendalian engineering,administrative dan PPE. Risiko kesehatan tertinggi pada area pembebasan gas metode penguapan adalah menghirup gas CH3Br dengan level risiko very high. Level risiko dapat di turunkan menjadi substansial melalui pengendalian engineering,administrative dan PPE. Berdasarkan hasil studi pada kegiatan fumigasi Kapal di Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Batam, untuk mencegah terjadinya risiko kesehatan pada kegiatan Fumigasi Kapal pada masa akan datang maka pihak manajemen Balai Besar Kekrantinaan Kesehatan Batam maupun Perusahaan Fumigasi Kapal harus bekerja sama dalam mengendalikan risiko dari kegiatan Fumigasi Kapal dengan melakukan perubahan metode yang digunakan, dari metode manual menjadi metode penguapan (evaporasi), kompetensi personil fumigasi sesuai dengan peraturan yang berlaku, penyediaan dan penggunaan alat pelindung personil antara lain pakaian kerja dan alat pelindung pernafasan, pengawasan kerja yang lebih ketat dan tegas, pembuatan standar operasional prosedur serta komitmen manajemen dan keterlibatan karyawan.
*Entomolog Kesehatan Ahli Madya Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Batam