GAMBARAN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON TERHADAP PENYAKIT MENULAR POTENSIAL WABAH/KLB DI PINTU MASUK PADA JAMAAH HAJI YANG DATANG DARI ARAB SAUDI PADA FASE DEBARKASI HAJI 1445 H TAHUN 2024
GAMBARAN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON TERHADAP PENYAKIT MENULAR POTENSIAL WABAH/KLB DI PINTU MASUK PADA JAMAAH HAJI YANG DATANG DARI ARAB SAUDI PADA FASE DEBARKASI HAJI 1445 H TAHUN 2024
Oleh : Ketut Ngurah, SKM, M.Epid*
Pada fase debarkasi perkembangan penyakit di dunia yang turut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat di Arab Saudi adalah merupakan ancaman yang perlu diwaspadai, sehingga besar kemungkinan akan terjadinya risiko penyebaran/penularan penyakit diantara jamaah haji. Peran sistem kewaspadaan dini dan respon di Pintu Masuk sangat penting dalam upaya cegah tangkal keluar masuknya penyakit menular potensial KLB/Wabah. Bandara Hang Nadim Batam merupakan salah satu Pintu Masuk yang merupakan wilayah kerja Balai Besar Kekarantinaan Batam, juga sebagai salah satu lokasi sentinel ILI. Oleh karen itu Bandara Hang Nadim mempunyai peran penting sebagai lokasi yang akan dilalui oleh pelaku perjalanan luar negeri yang akan masuk ke Batam melalui jalur udara, tidak terkecuali juga akan dilalui oleh jamaah haji yang datang dari Arab Saudi yang tergabung dalam Embarkasi Haji Batam. Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sistem kewaspadaan dini dan respon kesiapsiagaan di Pintu Masuk Negara dalam upaya cegah tangkal penyakit menular potensial KLB/Wabah pada Jamaah Haji yang datang dari Arab Saudi di Embarkasi Haji Batam.
Metode Penelitian
Desain yang digunakan adalah Studi Deskriptif yaitu studi yang digunakan untuk mengetahui gambaran, keadaan sistem kewaspadaan dini dan respon di pintu masuk terhadap penyakit menular berpotensi menimbulkan KLB/Wabah dengan cara mendeskripsikan sedetail mungkin berdasarkan fakta yang ada. Data sekunder yang bersumber dari data Laporan Haji 1445 H fase Embarkasi Haji, dan data primer yang bersumber dari data hasil penapisan/skrining kedatangan jamaah haji di Bandara Hang Nadim dan data hasil swab di Bandara dan Asrama Haji Embarkasi Batam .
Hasil
Prosedur Kewaspadaan Dini dan Respon di Pintu Masuk
Berdasarkan hasil skrining dari 12.354 jamaah haji yang datang dari Arab Saudi di Bandara Hang Nadim ditemukan sebanyak 27 (0,22%) jamaah haji terdeteksi sebagai Suspek Kasus ILI, COVID. Sejumlah 27 kasus suspek yang diperoleh melalui skrining kesehatan terdiri dari 18 (67%) kasus jamaah haji pria dan 9 (33%) kasus jamaah haji wanita . Setelah dilakukan pemeriksaan RT-PCR ILI terdapat 12 (44%) kasus terinfeksi positif ILI yakni Influenza Tipe A, sedangkan hasil RT-PCR COVID-19 semuanya negatif. Sejumlah 12 orang kasus konfirmasi Influenza Tipe A terdiri dari 8 (67%) kasus jamaah haji pria dan 4 (33%) kasus jamaah haji wanita. Positivity rate ILI adalah 44%.
Karakteristik Kasus ILI (Influenza Tipe A)
Sejumlah 12 kasus terkonfirmasi Influenza Tipe A pada Jamaah Haji yang ditemukan berdasarkan hasil skrining kewaspadaan dini dan respon di Pintu Masuk (Bandara Hang Nadim) selama penyelenggaraan Embarkasi Haji berasal dari beberapa kabupaten/kota dari masing-masing provinsi asal Embarkasi. Dari 12 kasus Influenza Tipe A pada jamaah haji terbanyak ditemukan pada Jemaah haji asal provinsi Jambi sebanyak 4 kasus (33%) dan paling sedikit 2 (17%) kasus masing-masing pada jamaah asal Provinsi Kepri dan Riau. Jumlah kasus Influenza Tipe A didominasi oleh jamaah berjenis kelamin pria yakni sebanyak 67%. Jika diperbandingkan jumlah kasus pria dan wanita adalah 2:1. Selain faktor daya tahan tubuh jamaah, kemungkinan faktor lain yang mempengaruhi adalah mobilitas jamaah haji pria lebih tinggi dibanding jamaah haji wanita, sehingga jamaah haji pria memiliki risiko lebih besar terserang Influenza dibanding jamaah haji wanita.
Berdasarkan kelompok umur, jumlah kasus Influenza Tipe A didominasi oleh kelompok lansia yaitu kelompok umur 60 tahun keatas sebanyak 7 kasus atau 58% dari total kasus yang ada. Kasus terbanyak kedua adalah dari kelompok umur antara 51-59 tahun sebanyak 3 kasus (25%). Sisanya sebanyak 2 kasus (17%) ditemukan pada jamaah haji kelompok umur 40- 50 tahun. Kasus influenza A paling banyak terjadi pada jamaah haji lansia atau usia 60 tahun keatas, sesuai teori yang ada karena mereka lebih rentan untuk terkena flu dibandingkan dengan jamaah haji kelompok umur yang lebih muda.
Respon Tata Laksana Kasus di Pintu Masuk
Jenis Respons pada surveilans berbasis kejadian antara lain: respons medis (tata laksana kasus), respons kesehatan masyarakat, dan respons pelaporan. Jamaah Haji yang terindikasi sebagai suspek ILI dan COVID hasil skrining terhadap kedatangan jamaah haji fase Debarkasi Haji di Bandara Hang Nadim, akan dikarantina di kamar karantina di Asrama Haji Embarkasi Batam selama masa tunggu keberangkatan ke daerah. Tata laksana kasus terkonfirmasi Influenza Tipe A dilakukan terapi pengobatan Influenza di daerah asal dimana kasus berada. Jamaah haji yang terjaring sebagai suspek ILI dan COVID-19 akan ditindaklanjuti dengan pengambilan specimen swab hidung (nasopharing) dan tenggorokan (orofaring). Pengambilan specimen swab dilakukan oleh petugas BBKK Batam dengan menggunakan peralatan pelindung diri (APD) sesuai standar.Spesimen swab yang telah diambil tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan Rapid Test COVID-19 dan RT-PCR ILI dan COVID. Pemeriksaan Rapid Test dilakukan langsung oleh petugas BBKK sesaat setelah pengambilan spesimen. Sedangkan untuk pemeriksaan RT-PCR ILI dan COVID akan dilakukan oleh Balai Labkesmas Batam. Spesimen swab nasopharing dan orofaring akan dikirim oleh petugas BBKK Batam ke Balai Labkesmas Batam untuk dilakukan pemeriksaan RT-PCR ILI dan COVID. Pengiriman specimen dilakukan sesegera mungkin dalam waktu kurang dari 24 jam.
Jamaah haji yang terjaring sebagai suspek ILI dan COVID kemudian dicatat dalam formular skrining/formular pemantauan kasus. Data yang dicatat meliputi : ▪ Data individu (nama, umur, jenis kelamin, Kloter, Alamat, No. HP) ▪ Data tanda dan gejala penyakit ▪ Data riwayat perjalanan ▪ Data Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable Untuk data penunjang lainnya diambil atau dilakukan saat penyelidikan epidemiologi (PE) melalui wawancara oleh petugas PE kepada suspek. Data hasil skrining dan hasil PE kemudian dicatat dan dilaporkan oleh petugas surveilans kedalam aplikasi Siskohatkes Embarkasi Haji Batam dan kedalam aplikasi SKDR pada menu Event Based Surveilance (EBS). Pencatatan dan pelaporan kedalam Siskohatkes dan SKDR dilakukan sesegera mungkin dalam waktu kurang dari 24 jam. Selain pencatatan dan pelaporan, juga dilakukan Notifikasi melalui whats apps ke BKK dan Dinas Kesehatan asal Jamaah Haji. Pelaporan melaui SKDR sudah dapat dibaca secara langsung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, B/BKK, Tim Kerja Surveilans dan PHEOC Kemenkes, sehingga pelaporan memalui SKDR tersebut juga sudah termasuk dalam Notifikasi.
Kesimpulan dan Saran
Hasil skrining kesehatan dari 12.354 jamaah yang datang dari Arab Saudi tercatat sejumlah 27 (0,22%) kasus Suspek ILI, COVID. Hasil swab RT-PCR ILI ditemukan sejumlah 12 (44%) kasus positif Influenza Tipe A yang terdiri dari 8 (67%) kasus jamaah haji pria dan 4 (33%) kasus jamaah haji wanita. Sedangkan berdasarkan hasil swab RT-PCR COVID tercatat semuanya (100%) negatif COVID-19. Karakteristik kasus Influenza Tipe A menurut jenis kelamin tercatat 67% kasus jamaah pria dan 33% kasus jamaah wanita, menurut asal daerah tercatat 33% kasus berasal dari Provinsi Jambi, 25% masing-masing dari Provinsi Riau dan Kalbar, 17% kasus dari Provinsi Kepulauan Riau, menurut kelompok umur tercatat 58% kasus berumur 60 tahun keatas, 25% kasus pada kelompok umur 51-59 tahun, dan 17% pada kelompok umur 40-50 tahun. Kasus suspek ILI, COVID diberikan terapi sesuai gejala yang timbul dan dilakukan proses rujukan ke rumah sakit. Sedangkan kasus konfirmasi Influenza Tipe A dilakukan Notifikasi ke daerah asal kasus dan tata laksana oleh petugas kesehatan di daerah asal dimana kasus berada. Spesimen swab diambil oleh petugas BBKK Batam untuk dikirim ke Balai Labkesmas Batam dan diperiksa oleh petugas Balai Labkesmas Batam.Pencatatan dan pelaporan termasuk notifikasi kasus dilaporkan melalui Siskohatkes Embarkasi Batam, dan Aplikasi SKDR pada menu Event Based Surveilance (EBS).Untuk mengoptimalkan sistem kewaspadaan dini dan respon KLB di Pintu Masuk harus didukung dengan upaya meningkatkan kegiatan surveilans di pelabuhan dan bandara meliputi peningkatan deteksi dini dan kesiapsiagaan KLB, pengamatan dan kajian epidemiologi secara terus-menerus dan sistematis terhadap penyakit berpotensi KLB dan kondisi rentan KLB. Selain itu juga harus didukung dengan SDM yang berkualitas dan jejaring surveilans yang kuat dengan lintas sektor di pelabuhan dan bandara serta wilayah
*Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Batam